DARI JAHILIYAH BERUBAH MENJADI UMAT TERBAIK
Rasulullah Muhammad SAW, sebagai Nabi dan Rasul terakhir dan juga sebagai Rahmatan Lil Alamin, tentu membawa tugas yang sangat berat. Yaitu untuk membuktikan bahwa apa-apa yang Beliau sampaikan adalah sesuatu yang sangat berguna bagi umat manusia untuk bisa menjalankan Misi penciptaannya dengan sukses. Yaitu untuk bisa menyembah Allah Swt dengan tidak menysirikkan Allah dengan sesuatu apapun; untuk mengelola diri dan keluarga mereka dengan sebaik-baiknya; serta untuk kelak dikemudian hari bisa pula menjalankan fungsi kekhalifahannya yang tidak bisa dipikul oleh langit, bumi, dan gunung-gunung, yaitu untuk mengajak bangsa Jin, iblis, syaitan, dan konco-konconya untuk mau kembali beriman dan menyembah Allah Swt.
Untuk itu, Beliau di utus ditengah-tengah umat yang saat itu peradabannya sangatlah JAHILIYAH. Umat yang tidak kenal halal-haram, tidak kenal baik-buruk. Kemungkaran merajalela. Menyiksa untuk memaksakan kehendaknya, membunuh untuk mempertahankan keakuan dan kepemilikannya, membunuh anak perempuannya adalah hal yang sangat biasa. Meminum minuman yang memabokkan adalah hal yang lumrah. Kesombongan dan kecongkakan adalah pakaian mereka sehari-hari saja. Menipu dalam perdagangan terjadi dimana-mana. Perempuan dianggap barang mainan saja. Perbudakan adalah kelumrahan saja, dan berbagai hal lainnya yang benar-benar menjadi contoh yang nyata atas kejahilan peradaban umat manusia saat itu.
Dan yang lebih parah lagi adalah bahwa menyembah berhala merupakan hal keseharian saja pada saat itu. Ka’bah dipenuhi dengan berhala-berhala seperti Lata, Uzza, dan Manah. Bahkan untuk merendahkan Allah Swt, dikatakan mereka Allah Swt mempunyai anak perempuan yaitu para malaikat. Ini sejalan dengan kebiasaan mereka yang merendahkan derajat perempuan, yang dengan itu anak perempuan yang lahir di dalam keluarga mereka layak untuk dibunuh.
Disamping itu, ada pula umat Yahudi dan Nasrani yang sudah terpesong sangat JAUH dari Tauhid yang diajarkan oleh nabi Musa As dan Nabi-Nabi lainnya sampai kepada Nabi Isa As. Umat Yahudi keluar dari Tauhid dengan mengatakan bahwa Allah Swt punya anak bernama Uzair. Begitu juga Umat Nasrani mengatakan bahwa Nabi Isa As adalah Anak Tuhan, dan bahkan Beliau Qidam selayaknya Allah Swt sendiri. Tidak hanya itu, Allah Swt yang dipersonafikasikan sebagai Tuhan Bapa, Nabi Isa yang dianggap sebagai Tuhan Anak, ditambah dengan Ruhul Qudus, maka terbentuklah Paham Trinintas yang sangat sulit untuk dipahami. Tiga dalam satu, satu dalam tiga. Lalu di tanah Persia ada pula Umat Majusi yang tersesat menyembah menara api.
Walaupun begitu, disaat awal-awal kerasulan Beliau itu, masih ada kelompok-kelompok suku yang masih tetap memegang Agama Hanif, yaitu agama dari pengikut Nabi-Nabi dan Rasul terdahulu yang masih TETAP mengesakan Allah Swt. Tetapi mereka tinggal digunung-gunung dan dilembah-lembah yang jauh dari keramaian. Kelak, mereka inilah yang turun dari gunung dan naik dari lembah itu untuk menyatakan keimanan mereka ketika Rasulullah Saw sudah Hijrah ke Madinah.
Dengan turunnya wahyu pertama kepada Rasulullah Muhammad Saw ketika Beliau berumur sekita 40 tahun, maka saat itu pula mulailah tugas Beliau untuk Mengenalkan umat Beliau kepada Allah Swt (MAKRIFATULLAH) dan mengajak mereka agar bersedia menyembah Allah Swt dengan tidak mensyirikkan-Nya dengan sesuatu apapun juga (IBADAH). Tugas ini persis sama dengan tugas yang diemban oleh 124.000 Nabi dan Rasul terdahulu.
Karena yang Beliau hadapi adalah kaum dengan kualitas keimanan yang sangat rendah, kalau tidak mau dikatakan BELUM beriman, maka tentu saja Makrifatullah yang Beliau ajarkan itu bukanlah keterangan-keterangan dan amalan-amalan yang sulit dan berbelit. Sebab kalau sulit dan berbelit, serta menyusahkan umat, tentu saja apa-apa yang Beliau dakwahkan itu akan tidak diterima oleh Umat Beliau. Ini ibarat kalau sebuah warung membuat aturan-aturan yang tidak menyamankan para pembelinya, maka warung itu pasti tidak akan mereka masuki. Walhasil warung itu pasti akan tutup karena kekurangan pembeli.
Akan tetapi, karena Beliau memang sudah dipilih dan ditugaskan oleh Allah Swt sendiri, maka misi dakwah yang Beliau bawa itu dengan sangat mudah diterima oleh sahabat-sahabat yang dikatakan sebagai generasi pertama pemeluk agama Islam, misalnya Khadijah (Istri Beliau), Abu Bakar Al Shiddiq, Zaid bin Haritsah, Ali bin Abi Thalib, Ummu Aiman, dan Bilal bin Rabah.
Bersambung
Read Full Post »