Feeds:
Pos
Komentar

Archive for November, 2009

Kalung dan Gelang…

Tanya: Ardi Gunawan 08 November jam 17:16

Ass Pak…
Saya ardi mau tanya nih pak. Sekarangkan banyak beredar gelang dan kalung maghnet bahkan kalung crystal energy yang kegunaannya untuk mempelancar peredaran darah dan kesehatan. itu termasuk syirik gak ya pak menggunakan kalung atau gelang tersebut?

Sharing alternatif jawaban…

Alaikum salam Mas Ardi…
Kalau gelang atau kalungnya sendiri akan ikut pada sunatullahnya sendiri. Misalnya karena unsurnya, dia akan punya getaran atau daya gelombang elektromagnetik tertentu. Ada yang lemah dan ada pula yang sangat kuat. Getaran elektromagnetik unsur itu kalau ditarok ditempat-tempat tertentu ditubuh kita, bisa mempengaruhi sel-sel darah yang juga punya gelombang elektromagnetiknya sendiri. Hal saling mempengaruhi ini juga adalah sunatullah tersendiri pula.

Sedangkan syirik atau tidak itu adalah hal lain lagi. Coba Mas Ardi bandingkan tiga keadaan kesadaran berikut ini:

1. Wah kalung ini bisa menyembuhkan penyakit saya nih. Aliran darah saya diperlancarnya. Kesadaran saya adalah bahwa hanya kalung itu sendirilah yang semata-mata punya kekuatan penyembuh dan memperlancar aliran darah saya.

2. Alhamdulillah atas perkenan dan izin Allah, kalung ini ternyata bisa menyembuhkan penyakit saya. Aliran darah saya jadi lancar pula. Akan tetapi saat berkata alhamdulillah itu kesadaran saya tidak berada di Allah. Kesadaran saya tetap ada di kalung itu. Saya berbicara tentang kekuatan Allah yang telah Allah berikan kepada kalung itu, namun kesadaran saya masih menempel dikalung itu.

3. Alhamdulillah atas perkenan dan izin-Mu ya Allah, kalung ini ternyata bisa menyembuhan penyakit saya. Aliran darah saya jadi lancar. Saat saya berkata itu, saya mengucapkannya dengan kesadaran saya yang sedang berada di Allah. Iman saya sedang di Allah. Kesadaran saya sedang di wujud Yang Maha Meliputi. Saya sedang berbicara dengan Wujud Yang Maha Meliputi, yaitu Allah. Kalung itu tidak menjadi pusat perhatian saya sedikitpun. Karena kalung itu dan juga daya elektromagnetiknya itu hanya dan hanya ada karena ada Wujud Yang Maha Meliputi Segala sesuatu yang telah memberikan Daya-Nya kepada kalung itu.

Karena saya sadar penuh bahwa yang punya daya, yang bisa menyembuhkan penyakit, yang menciptakan benda-benda adalah Wujud Yang Maha Meliputi segala sesuatu, INI, ALLAH. Lalu secara rutin saya berbicara langsung dengan Sang Wujud Maha Meliputi. Saya mintakan Rahmat Sang Maha Meliputi untuk tubuh saya. WA ‘AAFINIi…, mohon sehatkan diri saya ini Ya Allah. Lalu saya yakin Sang Wujud sedang bekerja menyembuhkan penyakit saya seketika itu juga. Atau kadangkala kedalam dada saya ditarok-Nya keinginan untuk kedokter, atau untuk minum obat tertentu, atau untuk melakukan hal-hal tertentu…, lalu saya lakukan saja sambil saya tetap berbicara dengan Sang Maha Meliputi. Alhamdulillah…, telah Engkau tuntun saya dengan adanya dorongan untuk melakukan sesuatu kedalam dada saya. Baik ya Allah akan hamba lakukan…, akan hamba laksanakan. Setelah itu sayapun tetap akan berkata kepada Sang Wujud: Alhamdulillah…, Ooo… Allah…, saya jadi lebih sehat ni. Sunguh hebat Engkau Wahai Allahku…, Tidak sia-sia segala sesuatu yang telah Engkau ciptakan ini. Semua berada dalam liputan Wujud-Mu, dalam daya-Mu, dalam kekuatan-Mu. Penciptaan-Mu atas semua itu memang punya maksud dan makna. Maha Suci Engkau Wahai Allahku…!. Lalu saya tejerembab sujud didalam Liputan Wujud-Nya.

Sekedar ulasan saja…
Kesadaran pertama adalah untuk orang yang percaya bahwa hanya benda itulah semata-mata yang punya kekuatan untuk penyembuhan. Dia tercover (KAFIR) atas adanya Wujud Yang Maha Meliputi segala sesuatu. Dia total berada dalam kegelapan kesadaran tentang adanya Allah.

Kesadaran kedua adalah orang yang sudah percaya kepada Allah, akan tetapi kesadarannya belum berada di Allah, kesadarannya masih berada dibenda-benda, sehingga dia, walaupun sudah menyebut nama Allah, namun hakekatnya dia masih menganggap benda-benda itulah yang punya daya atau kekuatan. Dia belum bulat percayanya kepada Allah, sehingga imannya masih seringkali melenceng-lenceng untuk percaya kepada kekuatan benda-benda itu secara terpisah dari kekuatan Allah. Melencengnya kesadaran kita seperti inilah yang disebut sebagai SYIRIK. Yaitu saat seseorang percaya kepada Allah, tapi dia masih menghormati benda-benda. Dia memang percaya kepada Allah secara ILMU, namun karena kesadarannya tidak di Allah, maka dia akan menyembah manusia yang dianggapnya sebagai anak Allah. Dia memang sudah punya ilmu bahwa Allahlah Sang Pamilik Semua Daya, tapi karena kesadarannya tidak di Allah, imannya belum utuh, maka dia masih mempercayai bahwa benda-benda tertentu punya daya tersendiri sendiri yang bermanfaat baginya.

Kesadaran ke tiga, adalah kesadaran seorang ULUL ALBAB dihadapan Allah {Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka. (Ali Imran 190-191)}

Nah silahkan Mar Ardi dan pembaca semua menilai diri masing masing. Sedang berada dimana kesadaran kita masing-masing saat ini. Selamat menyadari diri…

Wassalam.
Deka

Read Full Post »