Ellsy (58 tahun, Malang, Pensiunan PNS dokter)
Kerinduan… Keingin tahuan… Rasa Nikmat yang tak bisa tergambarkan kata-kata… campur aduk jadi satu, sejak kecil, sejak nalarku mulai aktif berinteraksi dengan alam dan lingkungan ku, terbang kesana kemari, tanpa arah.
Sejak kelas 3-5 SD dari keluarga bukan taat beragama, bahkan bapak ku belum pegang satu agama pun, aku mencari Allah, mencari kerinduan dan kenikmatan yang:
* yang samar tapi rasa jelas…
* yang ada tapi tiada…
* yang menggetarkan seluruh jiwa ku… tapi aku tak tau..
* aku yang rindu… tak tau apa yang kurindu…
Aku yang sedari kecil mencari …
Aku yang meraba raba… sekenanya aku jalani…
Aku menangkap… apa yang bisa aku tangkap…
ADA SESUATU YANG AKU CARI… tapi aku tidak mengerti… tidak paham apa yang aku cari
TELINGA PENDENGARANKU AKU LEBAR KAN
Orang bilang baca surat al Ikhlas 1.000 kali seperti membangun rumah di surga… aku jalani di usia 10 tahun
Puasa Senin Kamis untuk kebaikan di masa yang akan datang, aku jalani mulai usia 10 tahun
Diusia 8-10 tahun bulan Ramadan aku minta diantar ke mbah Moeng (adek kakekku di Plampitan Peneleh lingkungan Santri asli Surabaya) untuk puasa dan tarawih.
Dari kecil sangat menentang klenik dan perdukunan, sedangkan kota tempat ku tumbuh dan berkembang di Probolinggo masa itu lingkungan nya sarat klenik dan keluargaku kena imbasnya. Aku menentang habis-habisan.
Periode anak, periode pondasi awal mencari Allah
* aku minta belajar silat dilingkungan pesantren ditolak orang tua ku
* aku minta belajar di pondok pesantren di tolak orang tua ku
* aku minta masuk pesantren kilat hanya saat Ramadan, ditolak orang tua ku.
Orang tua ku melihat potensiku hanya dari segi fisiknya saja, sehingga aku disekolahkan di SD – SMP – SMA Katolik… sebab sekolah terbaik di jaman nya saat itu.
Dan extra kulikuler nya hanya boleh menari jawa klasik, sampai 3 tahun belajar menari, mulai sering manggung.
Tapi, aku tidak bahagia dengan keadaan jadi artis. Aku memutuskan sepihak, stop manggung jadi penari, gara-gara menor dan telanjang dada.
Periode Remaja (SMP/SMA)
Ambisi orangtuaku pada anak pertama nya agar sukses menjadi dokter, agar bisa memberi contoh sukses kepada adik-adiknya yang 7 orang.
Periode Remaja ini, makin jelas kerinduanku itu, terus mengoyak hati ku.
Aku tidak kenal Rosulullah Muhammad SAW, membuat hampa hati ku, sampai sekarang aku menyesal. Cintaku kepada Rosulullah tidak setebal sahabat-sahabatku.
Aku lebih mengenal Yesus dengan perjanjian lama dan barunya.
Saat Ramadan adalah waktu yang paling menyiksa, sebab saat hamba-hamba Allah muslim dan muslimah menikmati Ramadan, hatiku menangis tidak bisa ikut Tarawih, sebab sekolah selalu mengadakan ulangan dan ujian.
Aku selalu menangis dalam solat solatku.
Sebagai pelajar yang bertanggung jawab, aku harus belajar. Nilai jelek bagiku menyedihkan. Membuat sedih orangtuaku yang sangat mencintaiku, membuat aku sedih juga.
Sampai lulus SMA, aku belum bisa membaca al Quran. Menyedihkan.
Aku tidak tega menyakiti, mengecewakan orangtuaku. Mereka memintaku menjadi dokter. Aku ikuti keinginan mereka.
Cita-citaku sebenarnya adalah menjadi Nahkoda Kapal, sehingga bisa menjelajah dunia, jauh dari lingkunganku, sehingga aku bisa menentukan tujuan hidupku, mencari apa yang aku rindu selama ini.
Periode Kuliah Fakultas Kedokteran di kota Malang dan pernikahanku
Kelahiran 2 anak perempuanku menutup kerinduanku, sebab :
* sibuk belajar
* sibuk di Rumah Sakit
* sibuk sebagai ibu bagi 2 anak balita
Periode mengikuti suami bekerja di Jayapura Papua.
Mulailah hidup yang sesungguhnya, diluar bayang-bayang orang tua.
Aku bebas menentukan tujuan hidupku. Peran multitalenta. Peran multifungsi. Banyak peran dan tugas pekerjaan harus aku jalani. Tuntutan keluarga aku tapaki.Membuatku ingat Allah. Hanya Allah tempatku bergantung.
Cintaku kepada Allah tumbuh subur kembali. Kerinduanku kembali muncul tak terbendung.
AKU BARU INGAT… AKU BELUM BISA MEMBACA AL QURAN!!
Aku menangiiis…aku sedih….aku lalai.
Disela-sela tugasku jaga UGD RS Jayapura, kalau tidak ada pasien aku belajar membaca al Quran dari alif… ba’…ta’… tsa’…
Belajar dari kaset jadul dan tape recorder. Sampai suatu Ramadan ditengah lautan saat mudik diatas kapal Umsini Jayapura Surabaya, aku mendengar suara gaib, hanya aku yang mendengar suara itu.
Suara tadarus Quran itu… aku yakin itu suara para malaikat.
Suara malaikat ditengah lautan, aku dengar dari tengah malam sampai fajar tiba.
Saat itulah aku sangat bahagia, sholat dan doa aku lakukan tiada henti, sambil bercucuran air mata. Sampai terbit fajar.
Sejak saat itu Alhamdulillah atas ijin-NYA, atas Cinta-NYA, aku lancar baca Quran.
KERINDUAN KU TERUS BERANAK PINAK…
Cara Allah mengajariku tentang agama Islam adalah dengan ditunjuk menjadi penceramah Kesehatan Islam khususnya wanita muslimah di Masjid Raya Jami’ Jayapura bergantian dengan 3 ustadz terkenal di kota Jayapura tiap 4 minggu sekali.
Terpaksa mencari referensi Islam dengan beli dan membaca buku-buku agama Islam.Mulailah kenal dengan para ustadz. Mulai kenal shalat Tasbih, solat rawatib, mulai kenal puasa sunnah lain nya selain Senin Kamis, mulai mencintai masjid, mulai ingin meninggalkan keduniaan… padahal baru mengenal dunia.
Saat gairah dekat dengan Allah sedang mekar-mekarnya. Saat selalu ingat Allah dengan ayat Kursi setiap saat. Saat selalu mengamalkan surat Yasin tiap hari dari 45 menis sampai bisa 10 menit. Saat hati tersiram Nikmat Allah.Saat merasakan Ketenangan bersama Allah saat solat malam tenggelam bersama Allah.
Datang musibah. Cobaan Iman hadir. Test Keimananku sedang di uji NYA. KLL… kecelakaan lalu lintas, ketetapan NYA ada padaku.
KLL mobil merusak wajah dan mata kiriku, masyaa Allah. Subhanallah… Allahu Akbar.
Saat KLL aku tetap sadar dengan kepala berdarah-darah bagai air kran sedang mengalir, sedangkan suamiku yang hanya luka ditangan pingsan, dan aku yg membantunya keluar dr mobil.
Tetap tenang atas kehendak Allah, selama evakuasi, pertolongan pertama di RS terdekat, ke RS Propinsi tempat ku bekerja, ke RS Rujukan di Surabaya, 3 kali operasi mata, sampai sembuh buta mata kiri ku. Tetap tenang. Alhamdulillah.
Allah hanya menguji imanku … tanpa rugi harta sedikit pun
Belum punya dasar ilmu apapun… aku mengalami kejadian LUAR BIASA. Saat operasi mata, saat dibius, Ruh ku lepas dari jasad ku…Ruh ku melihat hanya jasadku terbaring. Ruh-ku melayang-layang, nikmat ditempat seperti kubah masjid warna emas.
Belum pernah aku merasakan kenikmatan seperti itu sebelumnya dan sesudahnya, kemudian aku masuk kembali ke jasad ku sebab aku dijemput malaikat yang mau mencabut nyawaku.
Aku pasrahkan diriku dijemput malaikat, saat kepasrahan itu, ikhlas pergi, telingaku mendengar suara-suara manusia, dan aku tersadar dari pengaruh bius.
Aku ada di dunia yang ramai ini lagi. Makin yakin … Allah mengatur segalanya. Makin Haqqul Yakin. Allah Sang Maha Sutradara.
Makin kuat Iman, makin Cinta, makin Nikmat. Semua atas kehendak-NYA, dan atas Ketetapan NYA.
Sesudah Kecelakaan itui, aku memutuskan Haji dengan uang yang ada. Sebab Haji adalah wajib, sedangkan mobil, rumah, adalah sunnah.
Periode mengikuti suami pindah ke kota Kabupaten Paniai Papua
karier suami bagiku lebih penting daripada karier istri.
Ternyata kesibukanku lebih padat dari saat di Jayapura :
* jadi PJS Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Paniai selama kepala Dinas tugas belajar ke Swedia
* jadi Direktur RSD Nabire
* praktek dokter karena tuntutan masyarakat.. sebab dokter di RS cuma 2 orang
Uang banyak tidak menjamin kebahagiaan:
* kembali Rindu menggebu.
* mulai gelisah tidak bisa solat khusyuk…
Kembali menangis ke Allah Ya Allah… aku rindu Cinta sejati ku. Ya Allah… aku rindu Kekasih yang kurindu. Ya Allah… aku pengen khusyuk. Ya Allah… aku rindu ketenangan hakiki.
Saat ituilah aku masuk Jamaah al Fithrah. Mencari Allah… ajaran lewat tol dalam mengenal Allah… lewat pintu Hakikat. Tetapi ajaran nya tidak jelas, tidak runtut, hanya latihan gerakan-gerakan rasa, hanya latihan kekebalan senjata tajam dan kebal orang jahat.
Periode mengikuti suami ke kota Madiun Jawa Timur
Kala itu masih asyiik dengan Allah, persepsi saya sederhana saja:
mulai mengamalkan puasa Daud
mengamal kan solat malam dan Dhuha.
mengamalkan itikaf di akhir Ramadan.
mengamalkan Surat Yasin dengan 7 mubin
Periode di Kota Batu Malang.
Saya berbaiat pada seorang guru… Guru mengajarkan Ruh lepas dari jasad sebagai latihan mati sempurna , seperti layak nya nabi Isa, hilang jasad dan ruh nya.
Tapi, saya malah gagal paham.
Capek dengan ilmu ilmu tidak jelas, akhirnya kembali ke al Quran dan Hadist, yang selama ini belum pernah aku pelajari. Mulai belajar Nahwu Sharaf, terjemahan di berbagai guru, dari privat, kelas tatap muka, dan beberapa on-line.
Setelah ibuku meninggal dunia dalam pelukanku, sangat kuat kerinduanku mengejar kebodohanku tentang Islam.
Aku putuskan Pensiun dini sebagai dokter, kan ibuku sudah merasakan menikmati anak nya jadi dokter 30 tahun. Sudah cukup aku membahagiakan ibuku, saat nya aku memikirkan diriku sendiri. Sudah selesai tugasku sebagai ibu, karena anak-anakku sudah menikah.
Saat itu sudah sekira 4 tahun aku belajar Makrifat pada sebuah pelatihan yang mengajarkan metoda sholat khusyu. Tapi, aku merasa masih belum sampai, belum berhasil, belum paham, Tapi… Allah tetap aku pegang dan genggam kuat kuat dengan menjalani semua takdir NYA.
Tanggal 5 Oktober 2015, melalui FB ustadz Yusdeka Putra, saya menemukan dan mulai browsing Web dan YouTube Syarahan Arif Billah Hj Hussein bin Abdul Latiif:
Kesan saya terhadap beliau dan kajian beliau:
Ajaran bliau Arif Billah, atas Ijin-NYA masuk dengan mudah
Meluncur deras syarahan-syarahan beliau saya ikuti, setiap pagi 2 sampai 3 video syarahan dan seperti ada kerinduan yang terjawab.
Syarahan mengalir dengan tenang, yakin, mantab.
Membaca Syarahan Arif Billah, makin memantapkan Iman, makin bertambah Iman, ada rasa ketenangan.
Menjalani taqdir baik dan buruk yang sudah tertulis di Loh Mahfuz dengan ikhlas, dan selalu belajar sabar
Tidak menuntut banyak, tidak ada target, tidak menjanjikan sesuatu yang tidak masuk akal, atau yang tidak terjangkau.
KESAN PERTAMA BERTEMU USTADZ YANG HANDSEM
wajah nya bersinar
wajah nya memancarkan kedamaian
wajah yang putih bersih, akhirnya mengakui,memang handsem
memancarkan rasa damai bagi yang memandangnya
memancarkan ketenangan
mengisyaratkan kemudahan
Sewaktu mengikuti syarahan ustadz Arif Billah H. Hussein
Rasa selalu ingin tau apa selanjutnya tanpa rasa lelah / bosan / ngantuk
Yang disampaikan, nyambung banget dengan apa yang sedang aku pelajari dan sedang aku cari selama ini.
Yang disampaikan menjawab pertanyaan-pertanyaanku selama ini :
* kerinduan karena Allah
* Cinta sejati NYA
* Kebahagiaan Hakiki
* Ketenangan yang damai
* Persahabatan dunia akhirat
Akan tetapi, masih ada sedikit saja yang mengganjal di hati ku. Kenyataan bahwa aku belum bisa mencintai baginda Rosulullah SAW denga total.
Aku akan selalu belajar, belajar, dari Arif Billah dan semua sahabatku.
Mohon bimbingan dan arahan nya, dengan Ridha Allah.
Al Fatihah untuk Ustadz Arif Billah H. Hussein bin Abdul Latiif. DanJazaakallah khairan katsiran untuk bapak Yusdeka Putra.
Salam penuh persahabatan dunia akhirat untuk semua sahabat ku. Aku mencintai kalian karena Allah.
Moga persahabatan ini sampai dunia akhirat, berada di surganya Allah bersama-sama, Aamiin.
Read Full Post »